CERPEN
KISAH DI BALIK GERHANA MATAHARI TOTAL
Hari sudah mulai gelap,
walaupun sebenarnya bukan pertanda hari akan malam, tetapi hari ini terjadi
suatu fenomena alam dimana bulan menutupi cahaya matahari sehingga bumi menjadi
gelap yang mereka sebut sebagai gerhana matahari total begitulah yang dikatakan
oleh media dan masyarakat, masyarakat berlomba-lomba menuju tempat terbuka dan
trategis untuk bisa melihat fenomena langka ini,
Tetapi dibalik semua itu ada
seorang anak yang berteriak-teriak sambil mengeram seakan-akan ada sesuatu yang
ingin ia lampiaskan, ia terus meronta dan mengaung dan tampaknya ia sedang
kerasukan, orang disekililing nya berusaha memenganginya dan membacakan ayat
alquran ketelinganya tetapi dia terus meronta tampa berbicara apapun
“bagaimana ini apa yang
harus kita lakukan” ungkap ibu dari anak ini
“sebaiknya kita panggilkan
dukun atau paranormal”
“tidak, kita panggil saja ustad ali agar dia
bisa di rukiyah” kata ayah anak ini
“oki, tolong panggilkan
ustad ali suruh dia kesini, cepat ya”, ayah nya menyuruh kakaknya untuk
memanggil ustad ali, lalu oki mengeluarkan motor dari rumah lalu
menghidupkannya lalu berangkat ke rumah ustad ali yang jaraknya beberapa
kilometer dari rumahnya, setibanya disana dia meemarkirkan motornya didepan
rumah ustad ali, lalu dia mengetuk pintu
“asalamualaikum” dia memberi
salam kemudian dari arah rumah terdengar suara
“waalaikumsalam, oh oki ada
apa” seorang wanita yang ternyata istrinya ustad ali
“saya nyari ustad ali”
“kenapa” Tanya wanita tadi
“disuruh ke rumah kami,
penting sekali” dengan logat oki yang tergesa-gesa
“ustad nya tidak di rumah
dia pergi melaksanakan sholat gerhana ke mesjid, penting banget ya ?” tannya wanita tadi
“iya penting”
“nanti kalau beliau pulang nanti kusuruh ke
rumahmu”
“gak bisa harus sekarang juga” kata oki
“bagaimana kalau kamu panggilkan langsung
beliau di mesjid, mungkin sholatnya sudah selesai, soalnya hari sudah mulai
terang”
“baiklah kalau bengitu, saya
pergi dulu bu” ungkap oki kepada seorang perempuan yang ternyata dia istrinya
ustad ali, lalu oki pergi meninggalkan perempuan tadi dan rumah ustad ali
dengan mengendarai motornya dia menuju mesjid yang jaraknya tidak jauh dari
rumah ustad ali, setibanya di mesjid tampaknya sholat gerhana sudah selesai di
laksanakan dan ustad ali sudah berdiri di luar mesjid, nampaknya dia mau
pulang, lalu oki menghampirinya.
“ustad di suruh bapak ke
rumah kami ada hal penting” ungkap oki dengan tergesa-gesa
“ penting kenapa, apa yang terjadi” ustad ali
nampaknya penasaran
“pokoknya ustad ke rumah
dulu sekarang” dengan nada sedikit memaksa
“baiklah, ayo kita berangkat
sekarang.”
“naik motor saya pak ustad
biar cepat” lalu oki membawa ustad ali ke rumah nya dengan cepat.
Dirumah oki suasana masih
tak terkendali adiknya yang namanya eri masih meronta-ronta dan meraung-raung seperti
kerasukan, orang tuanya masih berusaha menyadarkannya tetapi tidak berhasil,
“kenapa oki nya lama sekali”
ungkap ibunya kepada ayahnya, lalu terdengar suara motor dari depan nampaknya
oki dan ustad ali telah sampai, lalu ustad ali turun dari motor dan langsung
masuk ke rumah
“asalamualaikum” ustad ali
memberi salam
“waalaikum salam” jawab
kedua orang tua oki
“ustad cepatlah ke sini,
lihatlah eri kenapa dia” kata bapaknya
“astagfirrulahalazim, sejak kapan
dia bengini” ustad ali sangat terkejut melihat yang terjadi
“sudah lama juga tadi, sejak
terjadinya gerhana matahari tadi, sampai sekarang” kata bapaknya, lalu ustad
ali memengangi eri yang lagi kejang-kejang dan pandangan matanya yang sangat
aneh seakan-akan ada yang dilihatnya diatas, lalu ustad ali mulai membaca
ayat-ayat dari alquran semakin lama semakin keras pula eri meronta, nampaknya
ia mulai kepanasan
Ustad ali terus membaca ayat
alquran, rontaan eri juga semakin kuat, lalu tiba- tiba eri yang kerasukan tadi
berbicara
“hentikan, hentikan saya
sudah tidak kuat lagi” dengan suara yang sangat keras, tetapi ustad ali terus
saja membaca ayat demi ayat dari alquran dan kemudian ustad ali mengusap muka
eri yang masih kejang-kejang, bola mata eri berputar-putar kekanan kekiri
keatas kebawah, lalu lama kelamaan kondisi eri mulai tenang dengan tubuh yang
bersimbah peluh, kondisi eri
berangsur-angsur mulai membaik, namun ustad ali masih membaca beberapa
ayat dari surat dalam alquran
“bagaimana keadaan nya pak
ustad ? ” Tanya ayah eri,
“lumayan sudah sedikit
baikan” ustad ali berhenti membaca ayat alquran pada eri dan melihat kondisi
eri yang sudah agak tenang,
“kita biarkan dia istirahat
sebentar” kata ustad ali, ustad ali juga kelihatan sedikit kecapean setelah
menanggani eri.
“apa sering dia kayak gini ? ” Tanya ustad ali
kepada orang tua eri,
“yang kayak gini baru kali
ini” jawab ibu eri
“kenapa dia ustad, mengapa
jadi kayak gini ? ” Tanya ibunya
“dia Cuma kerasukan makhluk
halus, ada tubuh lain yang berusaha mengendalikan dirinya, untung cepat kalian
panggil saya kalau tidak dia nanti bisa benar-benar dikendalikan oleh mahluk
itu” kata ustad ali dengan sedikit terenggah-enggah karena kecapean
“ apa bisa sembuh dia pak
ustad ? ” tannya ibunya
“ tentu saja, ini kan Cuma
kerasukan biasa, mungkin karena anak ibu jiwanya kosong jadi mudah kerasukan,
suruh dia rajin-rajin sholat supaya mahkluk sebangsa jin tidak menganggu
jiwanya apalagi kalau keadaan nya yang sedang ada masalah, suka termenung nanti
mudah sekali jin masuk” ustad ali menjelaskan kepada kedua orang tua eri
“ apa ada hubungannya dengan gerhana matahari
yang terjadi sekarang ini ustad ? ” tannya ayah eri,
“ tentu saja tidak, kalau ada hubungannya
tentu banyak orang yang akan seperti ini, ini Cuma kebetulan saja terjadi nya
saat gerhana matahari tiba ” jawab ustad ali.
Lalu tiba-tiba eri terbangun
dari tidur sesaatnya tadi
“kenapa ini, kok saya tidur
di luar ? ” katanya
“ kamu tidak inggat tadi apa
yang terjadi ? ” Tanya ibunya
“ tidak ” jawabnya
“ emang apa yang terjadi ? ” balik bertanya
dengan terheran-heran
“ tuh, Tanya ama pak ustad ”
kata kakaknya oki
“ kamu Cuma pingsan aja tadi, lalu kami bawa
keluar ” kata ustad ali sambil bercanda
“ makanya jangan terlalu
banyak pikiran ” kata kakaknya.
Akhirnya eri kembali seperti
semula dan dia tidak ingat sama sekali dengan kejadian yang terjadi barusan.
Karya : Busral Hedi
Komentar
Posting Komentar